Indonesia All Legends vs AC Milan Glorie 2013

Sabtu, 09 Maret 2013

A.C. Milan - Genoa C.F.C [0] vs [2] A.C. Milan (Serie A 2012/13)

Sabtu, 9 Maret 2013 - Stadion Luigi Ferraris

Milan sukses bungkam tuan rumah Genoa lewat dua gol tanpa balas. Masing-masing gol tercipta di babak pertama (oleh Pazzini) dan di babak kedua (oleh Balotelli). Milan sempat bermain dengan sepuluh pemain setelah Kevin Constant diganjar kartu kuning kedua, sehingga membuahkan kartu merah. Alhasil kekurangan jumlah pemain sedikit banyak merubah tempo permainan, Genoa berkali-kali menusuk pertahanan Milan dengan gempuran penyerang-penyerangnya. Meskipun demikian, perfoma ciamik Abbiati berhasil mengamankan gawang Milan hingga 2 x 45 menit, dan I Rossonerri berhak membawa poin penuh serta sukses mengamankan posisi 3 besar sekaligus merapatkan jarak dengan peringkat kedua klasemen, Napoli. 

"FORZA MILAN !!!"



























SUMBER:
http://acmilan.com
http://milannews.it

Senin, 18 Februari 2013

A.C. Milan - Milan Glories Vs Indonesia All Stars 2013



AC Milan Glories berhadapan dengan Indonesia All Stars 2013 pada Sabtu, 9 Februari di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Pertandingan antara AC MILAN Glories melawan Indonesia All Stars pada Sabtu, 9 Februari di Gelora Bung Karno.


Berikut ini adalah daftar legenda Milan yang memperkuat AC MILAN Glories:

1. Massimo Taibi
2. Paolo Maldini
3. Franco Baresi
4. Jose Vitor Roque Junior
5. Alessandro Costacurta
6. Stefano Nava
7. Pietro Vierchowod
8. Roberto Mussi
9. Massimo Oddo
10. Stefano Eranio
11. Ibrahim Ba
12. Gianluca Zambrotta
13. Angelo Carbone
14. Sergio Claudio Dos Santos Serginho
15. Maurizio Ganz
16. Andrij Shevchenko
17. Daniele Massaro

SUMBER:

www.acmilan.com

A.C. Milan - Skuad Musim 2012/13




GOALKEEPERS
32 - CHRISTIAN ABBIATI

 1 - MARCO AMELIA

59 - GABRIEL

DEFENDERS
20 - IGNAZIO ABATE

77 - LUCA ANTONINI

25 - DANIELE BONERA

 
2 - MATTIA DE SCIGLIO


5 - PHILIPPE MEXES

14 - BARTOSZ SALAMON

35 - DÍDAC VILÁ

76 - MARIO YEPES

81 - CRISTIAN ZACCARDO

17 - CRISTIAN ZAPATA

MIDFIELDERS
23 - MASSIMO AMBROSINI

10 - KEVIN-PRINCE BOATENG

21 - KEVIN CONSTANT

34 - NIGEL DE JONG

16 - MATHIEU FLAMINI

18 - RICCARDO MONTOLIVO

 4 - SULLEY ALI MUNTARI

 8 - ANTONIO NOCERINO

12 - BAKAYE TRAORÉ

FORWARDS
45 - MARIO BALOTELLI

92 - STEPHAN EL SHAARAWY

22 - BOJAN KRKIĆ

19 - MBAYE NIANG

11 - GIAMPAOLO PAZZINI

 7 - ROBINHO

COACH
MASSIMILIANO ALLEGRI

SOURCE
www.acmilan.com

Minggu, 10 Februari 2013

A.C. Milan - Respect Bepe & Klarifikasi Milanisti Indonesia



Berikut adalah official kulwit Milanisti Indonesia (@MilanistiOrId) terkait dengan "insiden" terhadap Bambang Pamungkas (@bepe20) selama pertandingan Indonesia All Star Legend vs AC Milan Glorie 2013 berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno - Sabtu, 9 Februari 2013:


1.Kami, atas nama Milanisti Indonesia akan klarifikasi perihal kejadian tadi sore di GBK. Sebagaimana kami terdengar menyoraki mas@bepe20
2. Kami tidak akan mengadakan pembenaran apapun, karena kami merasa bertanggung jawab atas apapun yang terjadi di GBK tadi sore.
3. Dengan ini kami meminta maaf yang sebesar2nya kpd Mas@bepe20 apabila sorakan ini menyinggung Mas Bepe sbg punggawa Indonesia All Star.
4. Kami meminta maaf atas kelalaian kami dengan terjadinya hal ini, sebenarnya kami ingin menunggu sampai besok untuk meminta maaf secara -
5. -langsung kepada mas @bepe20, tetapi dengan masuknya sejumlah ancaman ke Mention Twitter kami, kami tidak bisa mengambil resiko dengan-
6. -mengorbankan keselamatan ratusan member kami yang ingin pulang ke kotanya masing-masing.
7. Oleh karena itu, kami mengambil langkah untuk meminta maaf dan memberikan klarifikasi terlebih dahulu disini.
8. Kami melihat hal ini sebagai pembelajaran penting untuk kami agar lebih siap dalam menangani massa dengan jumlah yang besar.
9. Kami terbiasa hanya menangani dengan jumlah ratusan di home base kami, dan hari ini kami harus menangani massa yang berjumlah ribuan.
10. Kami harap jangan ada lagi provokasi terkait hal ini, khususnya untuk teman2 The Jakmania yang selama ini memiliki hubungan yang baik-
11. dgn Milanisti Indonesia, bahkan ulang tahun the Jakmania yang lalu, kami fansclub luar negeri yang diundang & kami bangga akan hal itu.
12. Maka dari itu kami akan sangat menyayangkan apabila kesalahpahaman ini menjadi suatu momok di kedua belah pihak.
13. Nasionalisme kami tidak perlu dipertanyakan lagi, kami juga bagian dr kalian suporter Indonesia. Kami suporter garis keras GARUDA.
14. Banner besar "FORZA INDONESIA" kami selalu mengiringi perjalanan Garuda, bahkan sudah terbentang sampai ke negeri jiran. :)
15. Bagi kami, @Bepe20 juga seorang legenda dan pesepakbola hebat yang sangat kami idolakan.
16. Mungkin, kejadian ini dikarenakan pada saat preskon Milan Glorie digelar sebelum pertandingan, dimana mas @Bepe20menyatakan-
17. -dirinya sebagai seorang interista, dan akan berusaha membobol gawang Milan Glorie sebagai interista.
18. Mungkin teman2 milanisti yang menyaksikan merasa mas@bepe20 berjuang atas nama inter. hahaha... padahal ngga kan ya,
19. mas @bepe20 tetap membawa nama Indonesia All Star :) Bagi yang tidak mengerti, rivalitas tim sekota ini memang luar biasa,
20. Bahkan seorang bepe sebagai interista saja mempunyai ambisi menjebol gawang Milan Glorie, dan terealisasi dengan goal yang luar biasa.
21 Oleh karena itu, kami tidak bisa mengontrol milanisti yang jumlahnya ribuan dengan melihat mas @bepe20 sebagai seorang interista.
22. Mohon maaf atas sikap yang tidak terpuji ini. Sekali lagi, kami meminta maaf yang sebesar2nya kepada mas @bepe20 semoga dimaafkan :)
23. Kami akan tetap mendukung @bepe20 dan timnas Indonesia. Dalam kondisi apapun dan dimanapun berada. #ForzaIndonesia





Minggu, 25 September 2011

A.C. Milan - THE DREAM TEAM

Kedatangan Berlusconi
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.

Era Sacchi
Arrigo Sacchi

Sacchi memenangkan Seri A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan memenangkan gelar Liga Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureşti4-0 di final, dan gelar Piala Interkontinental kedua mengalahkan National de Medellin (1-0, gol tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990. Skuad kemenangan Eropa mereka adalah:
Kiper : Giovanni Galli
Bek : Mauro Tassotti -- Alessandro Costacurta -- Franco Baresi -- Paolo Maldini
Gelandang : Angelo Colombo -- Frank Rijkaard -- Carlo Ancelotti -- Roberto Donadoni
Penyerang : Ruud Gullit -- Marco van Basten


Era Capello
Fabio Capello
Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir Boban, danDaniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević ('17)('18), Gianluigi Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27)('48)('58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).


Masa masa sulit (Tabarez ke Terim)
1996-1997
Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk mereka di Seri A, dipermalukan oleh Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-1997 di peringkat kesebelas di Seri A.
1997-1998
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti Kristen Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-1998 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.
1998-1999
Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim 1997-1998 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg. Milan juga menandatanganiRoberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan.Starting XI adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.
1999-2000
Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker UkrainaAndriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga Champions UEFA 1999-2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing scudetto kala itu,S.S. Lazio dan Juventus.
2000-2001
Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA 2000-2001 setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan Beşiktaş JK dari Turki dan raksasa Spanyol FC Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Seri A dan 1-0 untuk Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Coruñadari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare Maldini, ayah dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim berakhir di tempat keenam.
2001-2002
Milan memulai musim 2000-2001 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavés ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen (dari Hellas Verona),Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala (dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi direksi harapan.


Era Ancelotti
Terim digantikan oleh Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Christian Abbiati; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka rossoneri-pun semakin ditakuti.


Pasang surut 2006-2008
Milan saat menghadapi corner di suatu pertandingan musim 2005/2006
Pada musim kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan, Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang mudaMarco Borriello dihukum karena terbukti doping. Musim 2007/2008, Milan terpaksa bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas Udinese, tapi di saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, sertaGianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008/2009, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika Serikat LA Galaxy.


Pasca-Ancelotti
Era Leonardo
Pada akhir musim 2008/2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga Serie A, dua peringkat di bawah rival sekota, Internazionale yang meraih scudetto dan di bawah Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an, Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang "hijrah ke London", tepatnya klub Chelsea F.C.. Milan juga terpaksa melepas beberapa pemainnya, antara lain:
  • Kaka, pindah ke Real Madrid .Nilai transfernya ± 67 juta Euro
  • Paolo Maldini, bek legendaris Milan ini memutuskan untuk pensiun
  • Yoann Gourcuff, memutuskan untuk tetap di Bordeaux.
Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada bulanJuli dan Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu Oguchi Onyewu yang merupakan seorang mantan bek Standard Liège dengan status bebas transfer dan Klaas-Jan Huntelaar eks striker Real Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan Agustus.
Musim 2009/2010 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang World Football Challange 2009. Di ajang Audi Cup, Milan juga kalah oleh Bayern Munich dengan skor 1-4. Bahkan, ketika menghadapi derby 30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro, Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan AS Roma 2-1 di San Siro[3]. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di Stadion Santiago Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas Real Madrid 3-2[4]. Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas Chievo Verona di Stadio Marc'Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada 1 November 2009, Milan mengalahkan Parma F.C. di San Siro 2-0[5] sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada 19 November 2009, kekalahan 0-2 Juventus F.C. dari Cagliari membuat Milan berada di posisi runner-up di bawah Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0[6].
Memasuki bagian akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali berturut-turut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Seri A 2009/2010 antara Milan melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro[7], sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri, dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan.[8] Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada 25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.[9]

Era Allegri
Musim 2010/2011, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan Robinho dari Manchester City.

Skuad saat ini
Hingga 13 Januari 2011, sesuai dengan website resmi[10]
No.Pos.Nama
1 GK Marco Amelia
4 MF Mark van Bommel
7 FW Alexandre Pato
8 MF Gennaro Ivan Gattuso (Wakil Kapten)
9 FW Filippo Inzaghi
10 MF Clarence Seedorf
11 FW Zlatan Ibrahimovic
13 DF Alessandro Nesta
14 MF Rodney Strasser
15 DF Sokratis Papastathopoulos
16 MF Mathieu Flamini
17 DF Massimo Oddo
18 DF Marek Jankulovski
19 DF Gianluca Zambrotta
20 MF Ignazio Abate
21 MF Andrea Pirlo
23 MF Massimo Ambrosini ( Kapten)
25 DF Daniele Bonera
27 MF Kevin-Prince Boateng
28 MF Urby Emanuelson
30 GK Flavio Roma
32 GK Christian Abbiati
33 DF Thiago Emiliano da Silva
35 DF Dídac Vilà
52 MF Alexander Merkel
66 DF Nicola Legrottaglie
70 FW Róbson Robinho de Souza
76 DF Mario Yepes
77 DF Luca Antonini
90 FW Nnamdi Oduamadi
99 FW Antonio Cassano

Sedang dipinjamkan
Pos.Nama
GK Ferdinando Coppola (di Siena hingga 30 June 2011)[11]
GK Antonio Donnarumma (di Piacenza hingga 30 June 2011)[12]
GK Mattia Maggioni (di Monza hingga 30 June 2011)[13]
GK Michał Miśkiewicz (di Crociati Noceto hingga 30 June 2011)[14]
GK Filippo Perucchini (di Fano hingga 30 June 2011)[15]
DF Matteo Barbini (di Sacilese hingga 30 June 2011)[16]
DF Cristian Daminuţă (di L'Aquila hingga 30 June 2011)[17]
DF Digão (di Penafiel hingga 30 June 2011)[18]
DF Marcus Diniz (di Eupen hingga 30 June 2011)[19]
DF Luca Meregalli (di Pro Vercelli hingga 30 June 2011)[20]
DF Bruno Montelongo (di Bologna F.C. 1909 hingga 30 June 2011)[21]
DF Oguchi Onyewu (di Twente hingga 30 June 2011)[22]
DF Simone Romagnoli (di Foggia hingga 30 June 2011)[23]
MF Gianmarco Conti (di Fano hingga 30 June 2011)[24]
MF Attila Filkor (di Triestina hingga 30 June 2011)[25]
MF Harmony Ikande (di Poggibonsi hingga 30 June 2011)[26]
MF Giovanni Scampini (di Pisa hingga 30 June 2011)[27]
FW Dominic Adiyiah (di Partizan hingga 30 June 2011)[28]
FW Pierre Aubameyang (di Monaco hingga 30 June 2011)[29]
FW Marco Borriello (di Roma hingga 30 June 2011)[30]
FW Davide Di Gennaro (di Padova hingga 30 June 2011)[31]
FW Andrea Schenetti (di Lucchese hinggal 30 June 2011)[32]

Staf
Menurut website resmi :
Per 25 Januari 2011..[33]JabatanNamaPelatih utama Massimiliano Allegri Asisten pelatih Mauro Tassotti Pelatih kiper Marco Landucci Valerio Fiori Asisten teknik Andrea Maldera Pelatih kebugaran Daniele Tognaccini Simone Folletti Fabio Allevi Bruno Dominici Sergio Mascheroni Andrea Primitivi Direktur medis Gianluca Melegati Dokter klub Maurizio Gevi Armando Gozzini Kiropraktor Alessandro Trabattoni Fisioterapis Roberto Boerci Marco Chaulan Dario Lorenzo Fort Giorgio Gasparini Stefano Grani Roberto Morosi Marco Paesanti Ahli pemijatan Endo Tomoroni

A.C. Milan - SCUDETTO KE 10 & SERI B

Di tahun 1970, Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners kedua; namun, tujuan utama Milan adalah scudetto kesepuluh, yang berarti mendapatkan "bintang" untuk tim (di Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat bintang yang disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih semifinal Piala UEFA, kalah dari pemenang sesungguhnya,Tottenham Hotspur. Musim 1972/1973 mereka hampir memenangkan scudetto kesepulh, namun gagal karena hasil kalah menyakitkan dari Hellas Verona F.C. di pertandingan terakhir musim. AC Milan menunggu sampai musim 1978/1979 untuk meraih scudetto kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut.
Namun, hasil terburuk datang kepada "Rossoneri": setelah memenangkan musim 1979/1980, Milan didegradasi ke Seri B oleh F.I.G.C, bersama S.S. Lazio, karena terlibat skandal perjudian Totonero 1980. Di 1980/1981, Milan dengan mudah menjuarai Seri B, dan kembali ke Seri A, di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981/1982, Milan terdegradasi kembali.

A.C. Milan - AWAL MASA KEPELATIHAN

Masa GreNoLi
Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio GreNoLi , yang terdiri atas Gunnar Gren , Gunnar Nordahl , dan Nils Liedholm .Ketiganya merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan (playmaker). Tim di masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan oleh Juventus tercipta 5 Februari 1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.

Era Nereo Rocco
Milan kembali memenangi musim 1961/1962. Pelatihnya saat itu adalah Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik catenaccio (pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan José Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai Liga Champions UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa.
Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena perlawanan berat dari Inter yang dilatihHelenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di 1967/1968, berkat gol Pierino Prati, topskor Seri A di musim itu, Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua (4-1 untuk AFC Ajax), dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dariArgentina dalam dua leg dramatis (3-0, 1-2).